MTsN 7 Agam Tanamkan Kurikulum Cinta: Wujudkan Pendidikan Islam yang Humanis dan Spiritual

Agam, HUMAS — MTsN 7 Agam menyelenggarakan workshop bertajuk “Implementasi Deep Learning dan Kurikulum Cinta” pada Rabu (18/6/2025), sebagai bagian dari komitmen madrasah dalam menciptakan proses pembelajaran yang sadar (mindful), bermakna, dan membahagiakan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan dalam suasana yang reflektif dan penuh antusiasme.

Workshop secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam yang diwakili oleh Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad), Ali Mutasar, M.Pd. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran madrasah agar mampu menjawab tantangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.

“Melalui pendekatan deep learning dan kurikulum cinta, kita tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan, membentuk karakter, dan menghadirkan kebahagiaan dalam proses belajar,” ujar Ali Mutasar.

Salah satu topik utama dalam workshop ini adalah Kurikulum Cinta, sebuah gagasan pembaruan pendidikan Islam yang diperkenalkan oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A. Kurikulum ini menempatkan kasih sayang dan spiritualitas sebagai fondasi utama proses pendidikan, serta mendorong terciptanya harmoni antara manusia, sesama, dan alam semesta.

Hadir sebagai narasumber utama, Zulfadhli Alfa, S.P.—Kepala MAN 1 Bukittinggi sekaligus pengembang kurikulum di Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya membangun ekosistem pembelajaran yang penuh empati dan koneksi emosional antara guru dan peserta didik.

“Pendidikan yang bermutu lahir dari guru yang sadar akan perannya dan mencintai peserta didiknya. Kurikulum cinta mengajak kita untuk mengajar bukan hanya dengan kepala, tetapi juga dengan hati,” ungkap Zulfadhli di hadapan seluruh peserta.

Kegiatan yang berlangsung di kampus MTsN 7 Agam ini berjalan dengan interaktif, penuh refleksi, serta menggugah kesadaran pedagogis seluruh peserta. Suasana yang hangat dan menggembirakan turut memperkuat makna dari setiap sesi yang disampaikan.

Kepala MTsN 7 Agam, Salman Pas, S.Ag., M.Pd., dalam sambutannya menyatakan bahwa workshop ini merupakan bagian dari langkah strategis madrasah untuk terus berinovasi serta memperkuat peran guru sebagai fasilitator pembelajaran yang menghadirkan kebahagiaan.

“Dengan semangat deep learning dan kurikulum cinta, kami ingin menjadikan madrasah sebagai rumah tumbuh yang hangat—tempat siswa merasa dihargai, diterima, dan termotivasi untuk terus belajar,” ujarnya.

Workshop ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk mengintegrasikan nilai-nilai kurikulum cinta ke dalam setiap proses pembelajaran di kelas, sebagai upaya menuju pendidikan madrasah yang lebih transformatif, inklusif, dan bermakna. (syob)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *